Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
- Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
- Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
- Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
- Wawancara pribadi.
- Wawancara dengan banyak orang.
- Wawancara dadakan / mendesak.
- Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap
wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap
yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan
berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut
ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik
pembicaraan baik oleh nara sumber maupun wartawan.
Di dalam lingkungan pers
internasional dikenal wawancara yang sifatnya berbeda-beda. Antara lain:
Off the Record.
Pemberi wawancara tidak dapat digunakan sebagai sumber dan keterangannya sama
sekali tidak boleh dimuat di media massa. Jurnalis harus berusaha keras
menghindari situasi seperti ini.
On the Record. Nama
dan jabatan pemberi wawancara dapat digunakan sebagai sumber, dan keterangannya
boleh dikutip langsung serta dimuat di media massa. Ini adalah bentuk wawancara
yang terbaik dan paling umum dilakukan di media massa.
Background.
Boleh menggunakan kutipan langsung atau menyiarkan keterangan apapun yang
diberikan, tetapi tanpa menyebutkan nama dan jabatan pemberi wawancara sebagai
sumbernya. Misalnya, digunakan istilah “menurut sumber di departemen/badan...”,
menurut persyaratan yang disepakati dengan pemberi wawancara. Kadang-kadang
disebut juga “not for attribution”.
Deep Background.
Informasi bisa dimuat, tetapi tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau
menyebut nama, jabatan, dan instansi pemberi wawancara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar