20130627

Jenis Lembaga Penyiaran



Lembaga Penyiaran Publik, didirikan oleh negara atas partisipasi publik yang berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan dan aspirasi publik serta bersifat independen, netral, dan tidak komersial. Lembaga penyiaran publik memiliki prinsip sebagai berikut:
a.       Siaran menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tanpa adanya batasan geografis, sehingga daerah-daerah ekonomi miskin tetap mendapatkan layanan siaran
b.      Program di produksi sendiri, tidak hanya mengikuti rating dan selera pasar
c.       Mandiri, tidak dipengaruhi pihak luar seperti pemerintah, partai politik, ataupun pemodal
d.      Memberi kebebasan kepada pengelola lembaga penyiaran publik untuk mebuat program-program sesuai tuntutan kreativitas
Lembaga Penyiaran Swasta, bersifat komersial dan menggantungkan hidupnya dari pemasukan iklan dengan ketentuan warga negara asing dilarang menjadi pengurus lembaga penyiaran swasta, kecuali untuk bidang keuangan dan bidang teknik. Lembaga penyiaran swasta juga dapat melakukan penambahan dan pengembangan dalam rangka pemenuhan modal yang berasal dari modal asing.
Lembaga Penyiaran Komunitas, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, jangkauan wilayah terbatas, tidak ada campur tangan pihak luar. Modal pun bersumber pada dana sukarela, diperoleh dari kontribusi komunitas dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Lembaga penyiaran komunitas tidak digunakan untuk mencari keuntungan materi, juga tidak menyajikan siaran iklan dan atau siaran komersial lainnya.
Lembaga Penyiaran Langganan, disiarkan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala, menggunakan satelit penyiaran langsung (direct broadcast satellite (dbs)) dan kabel sebagai media penyalur dalam penyampaian program kepada konsumen. Penayangan siaran tergantung pada ada atau tidaknya jaringan kabel yang terdapat pada wilayah yang bersangkutan.

20130625

Lirik Lagu Perpisahan Sekolah



Himne Guru
Terpujilah Wahai Engkau Ibu Bapak Guru
Namamu Akan Selalu Hidup Dalam Sanubariku
Semua Baktimu Akan Ku Ukir Didalam Hatiku
Sebagai Prasasti Terima Kasih Ku Tuk Pengabdianmu
Engkau Sebagai Pelita Dalam Kegelapan
Engkau Laksana Embun Penyejuk Dalam Kehausan
Engkau Patriot Pahlawan Bangsa
Tanpa Tanda Jasa
  
 
Terima Kasih Guruku
Terima Kasihku
Ku Ucapkan
Pada Guruku Yang Tulus
Ilmu Yang Berguna Selalu Dilimpahkan
Untuk Bekalku Nanti
Setiap Hariku Dibimbingnya
Agar Tumbuhlah Bakatku
Kan Ku Ingat Selalu Nasehat Guruku
Terima Kasih Guruku

20130620

Suluk



Suluk adalah proses latihan perbaikan kesalahan kemudian meminta ampun dan kemudian meminta ampun. Jadi tariqat itu merupakan wadah atau sarana untuk mencapai jalan dengan diajar seorang guru, sedangkan suluk adalah latihannya.
Adapun hakekat suluk, ialah mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk (dari maksiat lahir dan dari maksiat bathin) dan mengisinya dari sifat-sifat yang terpuji atau mahmudah (dengan taat lahir dan bathin)..
Bersuluk bukan berarti hanya mengasingkan diri. Bersuluk adalah menjalankan agama sebagaimana awal mulanya, yaitu beragama dalam ketiga aspeknya yaitu iman, islam, dan ihsan (tauhid – fiqh – tasawuf) sekaligus, sebagai satu kesatuan agama islam yang tidak terpisahkan.
Dasar segala amalan adalah al-qur’an dan tuntunan rasulullah, demikian pula amalan-amalan dalam suluk. Suluk tidak mengajarkan untuk meninggalkan syariat pada level tertentu. Syariat (bahkan hingga hakikat dari pelaksanaan syariat) tuntunan rasulullah wajib dipahami dan dilaksanakan oleh seorang salik, hingga nafasnya yang penghabisan.
Jadi, bersuluk kurang lebih adalah berislam dengan sebaik-baiknya dalam sikap lahir maupun batin, termasuk berusaha memahami kenapa seseorang harus berserah diri (berislam), mengetahui makna berserah diri kepada allah, dalam rangka berusaha mengetahui fungsi spesifik dirinya bagi allah, untuk apa ia diciptakan-nya.
Al quran, firman allah swt, surah al baqarah ayat 222: sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang tobat dan orang-orang yang mensucikan diri.
Surah al kahfi ayat 110: maka barang siapa mengharap perjumpaan dengan tuhannya, hendaklah dia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah dia mempersekutukan seseorang pun dalam beribadat kepada tuhannya.
Surah al araf ayat 142: dan telah kami janjikan kepada musa (memberikan taurat) sesudah berlalu waktu 30 malam dan kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan tuhannya 40 malam.
Surah an nahl ayat 69: maka tempuhlah jalan tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu.
Al hadist, sabda rasulullah saw: barangsiapa menempuh jalan untuk menggali ilmu (termasuk dengan beramal), allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga.
Hadist riwayat bukhari: nabi muhammad diberi kesenangan menjalankan khalwat di gua hira’, dengan tujuan beribadat kepada allah swt pada beberapa malam yang tidak sebentar.
Dari ayat-ayat tersebut di atas, dengan tegas allah menyukai dan mencintai orang yang selalu bertobat dari dosa lahir maupun dosa batin, yang dia ketahui ataupun yang dia tidak ketahui. Orang yang bertobat dan mensucikan dirinya, kemudian mengisinya dengan amal-amal saleh dan tidak menserikatkan-nya dengan sesuatu pun, allah menjanjikan akan ada perjumpaan dengan-nya nanti.
Persiapan suluk
Seseorang yang akan melaksanakan suluk, harus siap fisik dan mental. Secara fisik orang yang akan suluk harus menyelesaikan dahulu segala sesuatu urusan duniawiyahnya, misalnya membayar utang piutangnya kalau dia berhutang, menyerahkan kegiatan usahanya kepada orang lain, minta ma’af kepada orang tua, sanak famili dan handai taulan, sebab orang yang suluk itu bertekad seolah-olah dia menuju kepada zikrul maut (ingat kepada mati). Jadi kalau ingat kepada mati, dia harus melupakan dan menyelesaikan segala urusan dunianya terlebih dahulu. Sabda rasulullah saw “rasakanlah mati sebelum engkau mati”.
Secara mental seseorang yang akan suluk, harus terlebih dahulu bertobat dari segala dosa lahir dan dosa batin, serta mengakui bahwa dia mempunyai banyak dosa. Karena itu dia harus berniat dengan ikhlas untuk melaksanakan suluk semata-mata karena allah, semata-mata mentaati perintah allah dan rasul-nya.
Pada masa pengaruh ajaran muhammad ibn abdul wahab (1703-1787), yang terkenal dengan sebutan wahabi, kerajaan arab saudi telah melarang semua yang berbau bid’ah termasuk thariqat naqsabandiyah, karena dianggap bertentangan dengan ajaran islam yang murni. Rumah suluk yang dipimpin oleh syaikh sulaiman zuhdi di puncak jabal abi qubais, makkah, ditutup dan buku-buku dan karangannya dibakar.
Harapan kita walaupun aliran thariqat banyak yang pro dan kontra, terlepas dari hal itu, kita harus menjalankan ajaran islam ang sesuai dengan tuntunan al-qur’an dan hadits.

20130605

Belajar Menjadi Jurnalis



Menjadi seorang jurnalis pada dasarnya bertumpu pada nawaitu atau niat.
Jurnalis yang profesional ialah orang yang selalu ingin tahu akan banyak hal yang dianggapnya janggal  atau menjadi hal yang membuat seseorang bertanya-tanya akan hal tertentu.
Jurnalis yang berangkat dari jeleknya niat, maka berita atau informasi yang disampaikannya adalah hal yang ujung-ujungnya bertujuan untuk menjelekkan seseorang atau instansi tertentu, jurnalis yang memiliki niat serta sifat seperti ini biasanya didasari atas rasa kebencian ataupun rasa ingin balas dendam.
Berita atau informasi yang disampaikan oleh seorang jurnalis harus memiliki sumber data informasi yang jelas, berita akan menjadi dangkal informasi jika tidak memiliki atau kurangnya sumber data yang akan dipublikasikan. 
Dalam hal ini, pantauan jurnalis hanyalah sebagai penambah data informasi bukanlah sebagai sumber informasi yang dianggap paling utama. Informasi yang ingin disampaikan dalam bentuk berita diharuskan memiliki banyak sumber data ataupun bahan informasi sebagai acuan dasar serta pedoman dalam penyampaianya berita nantinya. Berita yang disampaikan tidaklah terpaku pada semua sumber data, namun yang akan disajikan hanyalah data yang paling dianggap penting untuk dipublikasikan dengan penyampaian sesingkat mungkin namun tentunya harus jelas, padat dan mudah untuk dipahami.