20130912

Pengefektifan Komunikasi Pembangunan



Komunikasi pembangunan merupakan suatu strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada para pelaku pembangunan berupa penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah untuk mencapai tujuan pembangunan yang manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
Komunikasi dikatakan berhasil apabila antara pemberi pesan(fasilitator) dan penerima pesan(penerima manfaat dari pesan yang disampaikan) sama-sama merasakan adanya hasil, efek, atau manfaat yang didapat dari komunikasi yang dilakukan.
Fasilitator hendaknya adalah orang yang sudah dikenal atau disukai oleh sipenerima agar fasilitator bisa memenuhi atau mengetahui kebutuhan apa yang sedang dirasakan dan diperlukan oleh si penerima serta pesan yang disampaikan bisa menjadi pemecahan masalah yang sedang atau akan dihadapi penerima.
Komunikasi pembangunan menuntut kerja keras, kesabaran, membutuhkan banyak waktu dan sangat melelahkan. Demi terciptanya perbaikan dan kesejahteraan bagi masyarakat, dalam mengefektifkan komunikasi pembangunan menurut mardikanto(1997) perlu kiranya melakukan beberapa pendekatan.
Pendekatan perubahan terencana, pendekatan ini merupakan suatu proses merancang kegiatan-kegiatan yang menuju kepada perubahan-perubahan yang lebih cepat dibandingkan dengan perubahan yang akan berlangsung secara alami atau perubahan yang akan dilakukan oleh pihak lain.
Perubahan-perubahan yang telah dirancang untuk pelaksanaannya sangat membutuhkan tenaga-tenaga fasilitator yang handal demi tercapainya tujuan-tujuan yang diinginkan dimasa datang. Fasilitator berfungsi sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan.
Pendekatan komunikasi, pendekatan ini menuntut peran fasilitator agar berani mengambil keputusan serta berupaya untuk menentukan ide yang sejelas-jelasnya dan menguji tujuan penyampaian ide yang sebenarnya sebelum menyampaikannya kepada masyarakat.
Pendekatan psiko-sosial, pendekatan ini mengharuskan fasilitator mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan psikologis dan sosial masyarakat sebagai penerima manfaat untuk melakukan berbagai perubahan.
Secara psikologis, kebutuhan masyarakat diantaranya kebutuhan makan, minum, serta kebutuhan akan rasa aman. Sedang secara sosial penerima manfaat/masyarakat amat membutuhkan rasa untuk mencintai dan dicintai pihak lain serta kebutuhan akan perhatian dari fasilitator sebagai memotivasi untuk melakukan perubahaan.
Pendekatan pendidikan, komunikasi pembangunan merupakan proses pemberian respon (tanggapan) atas segala ransangan-ransangan (stimulus) yang diterima sebagai proses pendidikan.
Setiap fasilitator perlu memahami tanggapan dan stimulus tersebut, dikala memberikan tenggapan tentunya akan memperoleh suatu manfaat. Manfaat yang dapat diterima oleh penerima manfaat, bukanlah manfaat menurut fasilitator sebagai pemberi ransangan. 
Pendekatan pemasaran, komunikasi pembangunan sebagai proses pemasaran yakni menjual inovasi dari berbagai hasil penelitian kepada penerima manfaat sebagai konsumen. Seorang fasilitator untuk mengefektifkan kegiatan komunikasi pembangunan perlu membekali diri dengan berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang biasa dimiliki dan diterapkan para pedagang atau pelaku bisnis pada umumnya.

Tidak ada komentar: