Komunikasi pembangunan merupakan
suatu strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada
para pelaku pembangunan berupa penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok
kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka
meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah untuk mencapai tujuan
pembangunan yang manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
Komunikasi dikatakan
berhasil apabila antara pemberi pesan(fasilitator) dan penerima pesan(penerima
manfaat dari pesan yang disampaikan) sama-sama merasakan adanya hasil, efek,
atau manfaat yang didapat dari komunikasi yang dilakukan.
Fasilitator hendaknya
adalah orang yang sudah dikenal atau disukai oleh sipenerima agar fasilitator
bisa memenuhi atau mengetahui kebutuhan apa yang sedang dirasakan dan
diperlukan oleh si penerima serta pesan yang disampaikan bisa menjadi pemecahan
masalah yang sedang atau akan dihadapi penerima.
Komunikasi pembangunan
menuntut kerja keras, kesabaran, membutuhkan banyak waktu dan sangat
melelahkan. Demi terciptanya perbaikan dan kesejahteraan bagi masyarakat, dalam
mengefektifkan komunikasi pembangunan menurut mardikanto(1997) perlu kiranya
melakukan beberapa pendekatan.
Pendekatan
perubahan terencana, pendekatan ini merupakan suatu proses
merancang kegiatan-kegiatan yang menuju kepada perubahan-perubahan yang lebih
cepat dibandingkan dengan perubahan yang akan berlangsung secara alami atau
perubahan yang akan dilakukan oleh pihak lain.
Perubahan-perubahan
yang telah dirancang untuk pelaksanaannya sangat membutuhkan tenaga-tenaga
fasilitator yang handal demi tercapainya tujuan-tujuan yang diinginkan dimasa
datang. Fasilitator berfungsi sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan.
Pendekatan
komunikasi, pendekatan ini menuntut peran
fasilitator agar berani mengambil keputusan serta berupaya untuk menentukan ide
yang sejelas-jelasnya dan menguji tujuan penyampaian ide yang sebenarnya
sebelum menyampaikannya kepada masyarakat.
Pendekatan
psiko-sosial, pendekatan ini mengharuskan fasilitator
mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan psikologis dan sosial masyarakat
sebagai penerima manfaat untuk melakukan berbagai perubahan.
Secara psikologis,
kebutuhan masyarakat diantaranya kebutuhan makan, minum, serta kebutuhan akan
rasa aman. Sedang secara sosial penerima manfaat/masyarakat amat membutuhkan
rasa untuk mencintai dan dicintai pihak lain serta kebutuhan akan perhatian
dari fasilitator sebagai memotivasi untuk melakukan perubahaan.
Pendekatan
pendidikan, komunikasi pembangunan merupakan proses
pemberian respon (tanggapan) atas segala ransangan-ransangan (stimulus) yang
diterima sebagai proses pendidikan.
Setiap fasilitator
perlu memahami tanggapan dan stimulus tersebut, dikala memberikan tenggapan
tentunya akan memperoleh suatu manfaat. Manfaat yang dapat diterima oleh
penerima manfaat, bukanlah manfaat menurut fasilitator sebagai pemberi
ransangan.
Pendekatan pemasaran, komunikasi pembangunan
sebagai proses pemasaran yakni menjual inovasi dari berbagai hasil penelitian
kepada penerima manfaat sebagai konsumen. Seorang fasilitator untuk
mengefektifkan kegiatan komunikasi pembangunan perlu membekali diri dengan
berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang biasa dimiliki dan diterapkan
para pedagang atau pelaku bisnis pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar