A.
IKLIM
KOMUNIKASI ORGANISASI
Iklim Komunikasi Organisasi merupakan salah satu hal
yang memegang peranan penting di dalam kehidupan suatu organisasi. Kepuasan
komunikasi organisasi juga merupakan salah satu hal yang harus menjadi
perhatian utama pihak organisasi, karena kepuasan komunikasi organisasi
mempengaruhi perilaku orang-orang yang berada di dalam organisasi tersebut.
sehingga nantinya organisasi dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk
mengembangkan organisasi.
Iklim
komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur
organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Suatu iklim
komunikasi berkembang dalam konteks organisasi.
Redding
(1972) mengatakan bahwa iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting dari
pada keterampilan atau teknik-teknik semata-mata dalam menciptakan suatu
organisasi yang efektif.
Pace and Faules mengatakan iklim komunikasi
organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan
pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. (Pace dan Faules, 2002).
Dennis mendefinisikan iklim komunikasi organisasi
sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal
organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan
hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. (Soemirat,
Ardianto, Suminar,1999)
Hillreiger dan Slocum mengatakan Iklim Komunikasi
Organisasi adalah suatu set atribut organisasi, yang menyebabkan bagaimana
berjalannya subsistem organisasi terhadap anggota dan lingkungannya. (Soemirat,
Ardianto, Suminar,1999).
Iklim
komunikasi organisasi Terdiri dari persepsi-persepsi, suatu evaluasi makro
mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap
pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik antar persona dan kesempatan bagi
pertumbuhan dlm organisasi tersebut.
Iklim komunikasi yang penuh rasa
persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara
terbuka, rileks, ramah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi
yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan
penuh rasa persaudaraan. (Arni, 2004)
Iklim komunikasi Organisasi
merupakan fungsi kegiatan yang :
ü menunjukkan kepada anggota
organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi kebebasan
dalam mengambil resiko.
ü mendorong mereka dan memberi mereka
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka.
ü menyediakan informasi yang terbuka dan cukup
tentang organisasi.
ü mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh
info yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi.
Wayne Pace
dan Brent Peterson Mengembangkan enam faktor besar yang mempengaruhi iklim
komunikasi organisasi. Keenam faktor itu sbb:
a. Kepercayaan : personel di semua
tingkatan harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan
yg didalamnya kepercayaan.
b. Pembuatan keputusan bersama : para
pegawai di semua tingkat harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai
semua masalah dalam semua kebijakan organisasi.
c. Kejujuran : suasana yang diliputi
kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hub-hub dalam organisasi.
d. Keterbukaan dalam komunikasi ke
bawah: kemudahan memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas
mereka itu.
e. Mendengarkan (listening dalam
komunikasi) dalam komunikasi ke atas: personel harus mendengarkan saran-saran
atau laporan-laporan secara berkesinambungan dan pikiran terbuka.
f. Perhatian pada tujuan –tujuan
berkinerja tinggi : personel di semua tingkatan dalam organisasi harus menunjukkan
suatu komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi.
B.
IKLIM ORGANISASI
1.
Pengertian Iklim Organisasi
v Stinger (Wirawan, 2007)
mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang
menentukan munculnya motivasi serta berfokus pada persepsi-persepsi yang
masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap
kinerja anggota organisasi.
v Tagiuri dan Litwin mengatakan bahwa
iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara
relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi dan mempengaruhi
perilaku mereka serta dapat dilukiskan dalam satu set karateristik atau sifat
organisasi.
v Luthans (Simamora, 2004) disebutkan
bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi.
Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh
anggota organisasi.
Perlu diketahui bahwa setiap
organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman
pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan
menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi
dalam memanajemen SDM. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk
mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan
tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani
dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan, bagaimanapun juga
hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan
mempercayai keadilan tindakan.
Iklim organisasi penting untuk
diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh
organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya.
Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai
oleh organisasi. Batasan pengertian iklim organisasi itu bisa dilihat dalam
dimensi iklim organisasi.
Steve Kelneer menyebutkan enam
dimensi iklim organisasi sebagai berikut :
ü Flexibility conformity. Fleksibilitas dan comfomity merupakan
kondisi organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi karyawan
serta melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini
berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang
ada. Penerimaan terhadap ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung di dalam
mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan
organisasi.
ü Resposibility Hal ini berkaitan dengan perasaan
karyawan mengenai pelaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan rasa
tanggung jawab atas hasil yang dicapai, karena mereka terlibat di dalam proses
yang sedang berjalan.
ü Standards. Perasaan karyawan tentang kondisi
organisasi dimana manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas
dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap kesalahan
atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang baik.
ü Reward. Hal ini berkaitan dengan perasaan
karyawan tentang penghargaan dan pengakuan atas pekerjaan yang baik.
ü Clarity. Terkait dengan perasaan pegawai
bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan
pekerjaan, peranan dan tujuan organisasi.
ü Tema Commitmen. Berkaitan dengan perasaan karyawan
mengenai perasaan bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk
berusaha lebih saat dibutuhkan.
2. Aspek-Aspek Iklim Organisasi
Stringer menyebutkan bahwa
karakteristik atau dimensi iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi anggota
organisasi untuk berperilaku tertentu. Ia juga mengatakan enam dimensi yang
diperlukan, yaitu:
ü Struktur. Struktur merefleksikan perasaan
bahwa karyawan diorganisasi dengan baik dan mempunyai definisi yang jelas
mengenai peran dan tanggung jawab mereka. Meliputi posisi karyawan dalam
perusahaan.
ü Standar-standar. Mengukur perasaan tekanan untuk
memperbaiki kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam
melakukan pekerjaannya dengan baik. Meliputi kondisi kerja yang dialami
karyawan dalam perusahaan.
ü Tanggung jawab. Merefleksikan perasaan karyawan
bahwa mereka menjadi “pimpinan diri sendiri” dan tidak pernah meminta pendapat
mengenai keputusannya dari orang lain. Meliputi kemandirian dalam menyelesaikan
pekerjaan.
ü Pengakuan. Perasaan karyawan diberi imbalan
yang layak setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Meliputi imbalan
atau upah yang terima karyawan setelah menyelesaikan pekerjaan.
ü Dukungan. Merefleksikan perasaan karyawan
mengenai kepercayaan dan saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja.
Meliputi hubungan dengan rekan kerja yang lain.
ü Komitmen. Merefleksikan perasaan kebanggaan
dan komitmen sebagai anggota organisasi. Meliputi pemahaman karyawan mengenai
tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Menurut model Pines, iklim kerja
sebuah organisasi dapat diukur melalui empat dimensi sebagai berikut :
- Dimensi
Psikologikal, yaitu meliputi variabel seperti beban kerja, kurang otonomi,
kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment clershif), dan kurang
inovasi.
- Dimensi
Struktural, yaitu meliputi variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat
keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.
- Dimensi
Sosial, yaitu meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi kuantitas
dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerja
sama), dan penyelia-penyelia (dukungan dan imbalan).
- Dimensi
Birokratik, yaitu meliputi Undang-undang dan peraturan-peraturan konflik
peranan dan kekaburan peranan.
3.
Sifat
Iklim Organisasi
Menurut Al-Shammri
(1998), Slocum mengemukakan 4 sifat iklim organisasi, antara lain :
a. iklim
baik secara organisasi Individu maupun grup, secara keseluruhan bersifat
psikologis dan persepsi, individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota
dari satuan unit sosial.
b. Semua
iklim adalah abstrak, Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang
barang lain dan berbagai kegiatan yang terjadi dalam organisasi tersebut untuk
membentuk suatu rangkuman persepsi mengenai iklim. Setelah itu digabungkan
hasil dari pengamatan mereka dan pengalaman pribadi orang-orang lain untuk
dibuat peta kognitif dari orang tersebut.
c. Iklim bersifat abstrak dan perceptual, Maka
mereka memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi seperti konsep
psikologis yang lainnya. Ketika prinsip ini digunakan dalam pengamatan
lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat multidimensi akan dihasilkan.
d. Iklim
itu sendiri Disadari lebih deskriptif daripada evaluatif, jadi peneliti lebih
banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja mereka pada
seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk menyatakan apakah itu
baik atau buruk.
4.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Iklim Organisasi
Menurut Higgins (1994:477-478) ada
empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi iklim, yaitu
Ø
Manajer/pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang
diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal,
seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi
terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi
imbalan, gaya
komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk
memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara
manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada permasalahan
yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan
kesejahteraan karyawan.
Ø Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim
melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan
yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian penting dalam membentuk iklim. Cara
seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar
manusia. Berdasarkan gaya normal seseorang dalam
hidup atau mengatur sesuatu, dapat menambahnya menjadi iklim yang positif atau
dapat juga menguranginya menjadi negatif.
Ø Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada
kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang
seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok
berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada
kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan
minat.
Ø Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi
mempengaruhi iklim pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi adalah faktor
utama yang mempengaruhi iklim. Contohnya dalam perekonomian dengan inflasi yang
tinggi, organisasi berada dalam tekanan untuk memberikan peningkatan keuntungan
sekurang-kurangnya sama dengan tingkat inflasi. Seandainya pemerintah telah
menetapkan aturan tentang pemberian upah dan harga yang dapat membatasi
peningkatan keuntungan, karyawan mungkin menjadi tidak senang dan bisa keluar
untuk mendapatkan pekerjaan pada perusahaan lain. Di lain pihak, ledakan
ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan
pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya iklim
menjadi lebih positif.
5.
Pendekatan Iklim
Organisasi
James dan Jones dalam Toulson dan Smith (1994)
membagi iklim organisasi dalam tiga pendekatan, yaitu:
a. Multiple
measurement – organizational approach.
Pendekatan ini
memandang bahwa iklim organisasi adalah serangkaian karakteristik deskriptif
dari organisasi yang mempunyai tiga sifat, yaitu: relatif tetap selama periode
tertentu, berbeda antara organisasi satu dengan organisasi lainnya, serta
mempengaruhi perilaku orang yang berada dalam organisasi tersebut.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi adalah ukuran, struktur, kompleksitas sistem,
gaya
kepemimpinan, dan arah tujuan organisasi.
b. Perseptual
measurement – organizational attribute approach.
Pendekatan ini
juga memandang iklim organisasi sebagai atribut organisasi, tetapi pendekatan
ini lebih menekankan penggunaan pengukuran persepsi daripada pengukuran secara
obyektif seperti ukuran dan struktur organisasi.
c. Perseptual
measurement – individual approach.
Pendekatan ini
memandang iklim sebagai serangkaian ringkasan atau persepsi global yang
mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian yang nyata dalam organisasi dan
persepsi terhadap kejadian tersebut. Pendekatan ini menekankan pada atribut
organisasi yang nyata ke sebuah ringkasan dari persepsi individu. Dengan
pendekatan ini, variabel intervensi yang disebabkan oleh kejadian-kejadian baik
yang dialami oleh individu maupun organisasi dapat mempengaruhi perilaku
individu-individu tersebut. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat berlaku
sebagai variabel bebas maupun terikat.
C.
IKLIM
KOMUNIKASI
Iklim komunikasi penting karena mengaitkan
konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan
anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi.
Iklim komunikasi memberi pedoman
bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh
anggota organisasi. Untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif,
mengikatkan diri mereka dengan organisasi. Iklim komunikasi dapat menjadi salah
satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim
mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Iklim komunikasi mempengaruhi cara
hidup kita: kepada siapa kita bicara,siapa yang kita sukai, bagaimana
perkembangan kita, apa yang ingin kita capai.
Jaringan Komunikasi
d. Opinion leader (pemimpin pendapat
atau pemuka pendapat) Adalah pimpinan informal dalam organisasi mereka
merupakan orang-orang yang mengikuti persoalan dan dipercaya orang-orang
lainnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Mereka melakukan fungsi
kunci komunikasi dengan mempengaruhi pembentukan pendapat dan perubahan sikap.
e. Gate keepers (penjaga gawang) adalah
individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Mereka
berada diantara anggota organisasi. Gate keepers dapat menolong anggota penting
dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan informasi yang terlampau banyak
dengan jalan hanya memberikan informasi yang terlampau banyak dengan jalan
memberikan informasi yang penting-penting saja bagi mereka
f. Cosmopolites (kosmopolit) adalah
individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Mereka ini
mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dlm lingkungan dan
memberikan informasi mengenai organisasi.
g. Bridge adalah anggota kelompok atau
klik dalam suatu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota
kelompok lainnya. Individu saling memberi informasi diantara kelompok dan
mengkoordinasi kelompok.
h. Liaison (penghubung) adalah sama
peranannya dengan bridge (jembatan) tetapi individu itu sendiri bukanlah
anggota dari satu kelompok dengan kelompok lainnya.
i.
Isolate (penyendiri ) adalah anggota organisasi yang
mempunyai kontak minimal dengan orang lain dalam organisasi. Orang-orang ini
menyembunyikan diri atau diasingkan oleh teman-temannya.
Organisasi jelas memerlukan
informasi.
- Fase ekstensif: terjadi perkembangan cepat
informasi secara kuantitatif.
- Fase intensif: perkembangan cepat secara
kualitatif.
Proses
komunikasi:
- Pengirim
- Sarana Pengiriman Berita
- Penerima Berita.
Dengan Komunikasi diharapkan agar
orang lain melakukan kegiatan seperti apa yang dikehendaki. Dengan Komunikasi
diharapkan pula segala ketidak pastian menjadi pasti.
Macam-macam tujuan komunikasi:
- Komunikasi untuk kegiatan yang tak diprogram.
- Komunikasi memulai dan menciptakan program;
usaha menyesuaikan dan mengkoordinasikan program.
- Komunikasi yg memberikan data penerapan strategi.
- Komunikasi untuk menimbulkan program dan
komunikasi untuk memotivasi orang melaksanakan program.
- Komunikasi yg memberikan info ttg hasil kegiatan
dan informasi umpan balik utk pengawasan.
SALURAN KOMUNIKASI FORMAL
A. Aliran
Vertikal
Aliran komunikasi vertikal mencakup
seluruh transaksi yg meliputi aliran informasi ke bawah maupun ke atas yg
terjadi antara Atasan dan bawahan dalam organisasi.
- Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja
(spesifik).
- Untuk memberikan informasi mengapa suatu
pekerjaan harus dilaksanakan.
- Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan
praktek-praktek organisasional.
- Untuk menyajikan informasi mengenai aspek
ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang
tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Bentuk:
- rantai perintah
- plakat dan papan pengumuman
- majalah perusahaan
- surat pada karyawan
- buku petunjuk karyawan
- kotak informasi
- sistem pengeras suara
- secarik kertas tanda terima gaji
- laporan tahunan
- pertemuan kelompok
- serikat pekerja
Gerakan
informasi ke atas (upward). Tingkatan-tingkatan hirarki organisasional paling
sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan dihubungkan dengan fungsi
pengawasan.
Bentuk:
- kontak tatap muka
- pertemuan kelompok
- prosedur pengaduan
- surat usulan
- pemberian saran
- wawancara
- kebijaksanaan pintu terbuka
- serikat sekerja
B. Aliran horizontal
Mencakup
seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam suatu
organisasi. Transmisi ini dapat dikelompokkan:
Ø diantara
para karyawan dalam kelompok kerja yang sama.
Ø diantara
kelompok-kelompok yang mempunyai kedudukan (status) sederajat atau antar
departemen.
C. Aliran diagonal:
Mencakup
seluruh transmisi info yang memotong silang rantai perintah organisasi.
HAMBATAN- HAMBATAN KOMUNIKASI
Komunikasi
tidak efektif disebabkan berbagai hambatan manusiawi dan teknis:
1. Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi.
1. Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi.
- persepsi selektif, akan menolak atau salah
mengartikan informasi yang tidak sesuai dengan anggapan-anggapan atau
harapan-harapan yang secara emosional dibentuk sebelumnya.
- perbedaan individu dalam ketrampilan Komunikasi.
2.
Hambatan antar pribadi
- kepercayaan:karakter pokok komunikasi adalah
kepercayaan.
- kredibilitas; kejujuran, keahlian, kemampuan,
dinamisme, antuasiame
- kesamaan pengirim-penerima
3. Hambatan organisasional
- Status: Pada umumnya orang-orang lebih senang
mengarahkan komunikasinya mereka ke individu-individu yang statusnya lebih
tinggi.
- Orang-orang dengan status tinggi pada umumnya
lebih banyak berkomunikasi Satu dengan yang lain yang berstatus lebih
rendah.
- Orang denga status lebih tinggi pada umumnya
lebih mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus lebih
rendah